Aku rasa tak jarang aku mendengar kotbah atau sharing ataupun firman Tuhan tentang keberanian; tentang janganlah kita takut. Bahkan kalimat “janganlah takut” sering sekali kita temukan di dalam bacaan firman. Kata-kata firman yang memiliki suatu kuasa yang besar agar kita sebagai umat Allah jangan menjadi seorang penakut; agar kita dapat bebas menjadi seorang pemenang atas segala ketakutan duniawi kita.
Tapi kali ini aku ingin berbagi tentang suatu yang berbeda. Aku ingin semua orang yang aku temui atau aku kenal untuk menjadi takut; bahkan lebih dari takut. Aku ingin kita semua takut akan Allah; takut akan Tuhan kita.
Lucu memang kalau secara jujur aku akui kalau adakalanya aku lebih takut dengan hantu daripada Tuhan. Kalau aku lebih takut akan binatang kecil di kamarku daripada Tuhan yang menciptakan si kecil itu. Kalau aku lebih takut kepada penyakit daripada sang penyembuh. Takut kepada ketidakadanya materi di dunia daripada si pemberi segalanya.
Lucu memang kalau secara jujur akui bahwa cuma saat aku berbuat dosa atau merasa berdosa maka aku takut pada si pemberi ampun yang maha kuasa. Atau berbohong bahkan menipu karena takut dicemooh temanku daripada takut kepada Dia yang menilai segalanya secara adil dan pencemburu.
Seperti halnya dengan kalimat ‚janganlah takut“, tidak sedikit juga firman Tuhan berbicara tentang takut akan Tuhan. Seperti tertulis dalam kitab Imamat 19:14 and 19:32 „..tetapi engkau harus takut akan Allahmu..“
Atau seperti tertulis pada kitab Ulangan 6:13 „Engkau harus takut akan Tuhan, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah“
Atau juga dialunkan di dalam kitab Mazmur 147:11 „Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setiaNya“
Atau seperti yang diajarkan di dalam kitab Amsal 14:27 „takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut“
Atau seperti pesan Rasul Paulus kepada umatnya di Kolose yang berbunyi „Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan“ (Kolose 3:22)
Dan masih banyak lagi tentang takut, takut dan takut akan Tuhan.
Tapi aku bingung; sampai saat aku menulis ataupun membaca; rasanya tidak aku temukan secercah ketakutan akan Bapaku yang maha besar. Apakah aku telah dibutakan oleh sang penipu; ataukah aku telah dibutakan oleh dunia disekeliling?
Aku rasa itu karena aku terlalu gampang menikmati hidupku; taking life for granted kata bahasa bule di kamusku. Aku pikir memang benar adanya; sepertinya aku terlalu gampang menikmati kebaikan Tuhanku; menikmati kemurahan Yesusku sampai sampai aku terlalu menganggap remeh keadilan Bapaku. Taking Jesus for granted, menurut istilahku.
Ah, aku rasa hal ini patut aku renungkan di sepanjang hidupku. Seberapa takutkah aku akan Tuhanku? Sehingga aku benar benar mau hidup hanya seturut jalan yang ditunjukkan kepadaku. JalanNya dan bukan jalanku.
Seberapa takut?
Tuhan memberkati,
Kwang
No comments:
Post a Comment