Tersentak aku terbangun dari tidurku saat mendengar sahutan istriku terdengar cemas. Berlari aku menuju ke arah suara itu dan ku lihat darah segar terlekat pada tissue ditangan istriku. Ada darah, katanya sambil memperlihatkan wajah penuh kekwatiran semata.
Melayang pikiranku pada kejadian 2 hari sebelumnya; saat istriku mengatakan kalau dia terjatuh dari kursi makan yang rusak saat ia sedang bersantai menulis resep-resep makanan kesukaannya.
kejadian ini membuat kami berdua kembali diserang oleh perasaan kalut serta takut. Kejadian yang mengingatkan kami akan dua kehamilan sebelumnya yang mendatangkan banyak tangisan dan kekalutan.
Tapi kali ini Tuhan berbelas kasih pada kami; Firman yang hidup menguatkan kami dan janin yang ada di dalam rahim istriku.
Ya, Mazmur 27 yang Roh Kudus nyatakan padaku, benar benar hidup dan menyelimuti aku dan keluargaku. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
Ketika penjahat-penjahat menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh. Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya. Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN. Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku!
(Mz 27: 1-7)
Terpujilah TUHAN, karena Ia telah mendengar suara permohonanku. TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya (Mz 28: 6 -7)
Disertai tangis cemas istriku, tak henti-hentinya kami berdoa dan mengulangi firman Allah, harapan kami satu-satunya. Tak lama setelah kami bermazmur; darah terhenti! Haleluya!
Dengan hati yang penuh harapan; sesuai anjuran dokter; aku bawa istriku ke rumah sakit menjelang sore. Dengan cepat dokter memeriksa istriku dan janin. Puji Tuhan di tempat KudusNya; sang janin tercinta terlihat sehat; jantungnya yang berdetak kuat terdengar keluar dari alat ultrasound; tangannya dan kakinya yang baru mulai terbentuk terlihat bagaikan menari-nari ke kanan dan ke kiri.
Bagaikan air laut di tepi pantai; kelegaan, damai menyelimuti kami semua. Tiada yang lain yang dapat kami ucapkan selain pujian dan syukur kepadaNya.
Kami bersyukur s’bab kami memiliki Allah yang hidup; berdiri bersama dengan kami. Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kami. Dengan penuh iman kami mau percaya bahwa Tuhan telah memulai sang janin tercinta ini; kami percaya Tuhan pula yang akan menyelesaikannya secara sempurna.
Ya, Tuhan, Engkaulah kekuatan kami dan perisai kami; kepadaMu HATIKU PERCAYA!
Ku mau s’lalu bersyukur, s’bab cintaMu padaku
Takkan pernah berubah, HATIKU PERCAYA
Walau bumi bergoncang, gunung-gunung beranjak
Namun kasih setiaMu, tak pergi dariku
Ps: Sang janin sekarang berumur 14 minggu (kejadian ini terjadi sekitar minggu ke 12).
Tuhan memberkati,
Kwang
No comments:
Post a Comment