Shalom,
Tulisan di bawah ini aku tulis pada waktu terjadi Tsunami di tahun 2004 yang lalu; temanku mengingatkan aku kembali akan hal ini. Pertanyaan yang dia ingat sampai sekarang ini katanya.
Semoga anda juga diberkati.
Kwang
Malaysia, 27 Desember 2004
Sampai detik ini disaat aku putuskan untuk berbagi, telah 21.000jiwa tenggelam, hanyut, hilang ditelan ganasnya serangan bumi.Sejak kemarin mataku tak lepas-lepasnya menatap siaran berita CNN dari televisiku, bahkan siang tadi tetap saja aku sibuk membaca berita dari komputerku.
Bumi berguncang, laut menyerang. Beribu-ribunyawa terhilang.Tak banyak yang bisa kupikirkan, terlalu cepat kenyataan menyerang. Ku lihat si ibu di India menangis meraung-raung sambil menggendonganaknya yang telah mati tenggelam. Lalu seorang bapak di Malaysia menangis histeris karena istri dan ke-empat anaknya hilang tertelan gelombang. Belum lagi tourist di Phuket, Thailand yang shock sambil menjawab pertanyaan. Everything happened so fast, you can't even think. And suddenly all are gone. Hanya itu yang dapat ia katakan.
Siang tadi saat chatting dengan temanku di Indonesia, mereka menyatakan bela sungkawa mereka kepada saudara kita di Aceh. Sampai detik ini telah 4500 jiwa dinyatakan meninggal karena serangan sang bumi. Semua ini hanya membuatku berpikir, sambil menangis melihat si ibu yang berteriak mencari keluarganya ke sana kemari.
Ya, semua ini membuat aku berpikir kalau memang benar bahwa manusia itu kecil. Tidak ada yang dapat kita sombongkan dari diri kita yang fana ini. Semua yang kita miliki di dunia ini hanya titipan dari Tuhan yang ilahi. Seperti kalimat yang keluar dari seorang bapak lain di Malaysia yang juga kehilangan 4 anaknya saat berkemah di pantai penang. "Semua hanya titipan Tuhan, detik itu Tuhan ingin membawa mereka kembali. Saya hanya bisa menerima dan merelakan". Tak lama setelah itu ia pun tertunduk menangis.
Sejak kematian Meli, lama aku tidak berhadapan dengan hal seperti ini. Walau 21.000 jiwa tersebut mungkin tidak berkaitan dengan diriku sama sekali. Tapi sekali lagi, itu membuatku berpikir jernih, apa yang aku inginkan dari dunia ini?
Apa yang aku inginkan dari dunia ini sebelum akupun di tenggelamkan oleh serangan sang bumi?.
"Turut berduka cita atas semua korban tsunami, tak ada yang dapat kuberi selain menangis bersama korban yang ditinggal mereka yangdikasihi".
Yang berduka,
Kwang