Banyak orang berkata dan percaya bahwa kesaksian adalah suatu yang menguatkan. Kesaksian memiliki kekuatan tersembunyi yang dapat membangkitkan semangat yang patah, bahkan kesaksian dapat menguatkan suatu kebenaran yang tak terlihat oleh mata semata.
Tapi adakalanya aku berpikir kesaksian itu adalah sesuatu yang menakutkan. Kalau tidak percaya, pergi saja ke persekutuan doa, gereja atau komunitas kerohanian dimana saja; ada kalanya sewaktu di minta untuk memberikan kesaksian semua mulut tersenyum, mata melirik kesana kemari bahkan ada yang malah meninggalkan ruangan secepat cahaya kilat diwaktu hujan bergemuruh.
Kesaksian? Apakah itu menakutkanku atau menguatkanku (sesama)?
Mungkin kesaksian memang menakutkan sehingga sulit bagi aku dan semua temanku untuk berbagi. Atau kesaksian itu terlalu menghabiskan waktu, sehingga aku dan semua temanku tak bisa meluangkan waktu untuk bersaksi. Atau juga kesaksian itu terlalu tabu sehingga aku dan semua temanku malu untuk polos terbuka di hadapan sesamaku. Mungkin aku tak tau apa yang dapat aku bagikan dalam kesaksianku karena bagiku kesaksian itu suatu yang terlalu besar bagiku.
Atau aku hanya tak mau.
Tapi aku bersyukur kalau saat ini aku tidak harus menjadi martir atau menjadi sahid untuk bersaksi akan kebaikan Yesus, Saksi yang setia dalam hidupku (Wahyu 1:5), aku bersyukur kalau aku tidak perlu menjadi suci terlebih dahulu untuk bersaksi. Seperti saudara pertama yang Yesus pakai untuk bersaksi, seorang perempuan Samaria yang kelakuannya tidak baik tapi Yesus merubahnya perlahan-lahan (Yohanes 4)
Aku terus berharap kalau aku berani untuk bersaksi walau hati ini terasa ngeri. Berharap dapat terus bersaksi melalui tulisan sederhanaku tentang kejadian-kejadian yang aku alami.
Seperti sering orang katakan "Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang", aku harap aku dapat katakan pada diriku sendiri "Bersaksilah selagi aku bersaksi itu belum dilarang" seperti pesan Rasul Paulus pada umatnya di Timotius
"Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah" (2 Tim 1:8)
Tuhan memberkati,
Kwang
No comments:
Post a Comment