Monday, September 04, 2006

New House New Hope

Hari Minggu yang lalu salah seorang temanku pindah rumah; dari sebuah apartemen berganti ke sebuah townhouse. Rumah baru yang lebih memadai bagi dia dan keluarganya (istri dan 2 orang anak). Aku dan istriku menyempatkan diri untuk membantu mereka sekeluarga.

Banyak hal yang mereka dan kami alami selama proses pemindahan itu, tentu saja hal yang paling berkesan adalah capek yang menyerang sekujur tubuh hahaha. Tapi ini dapat diobati dengan tidur nyenyak sepanjang sore hari.

Aku juga sempat berpikir kalau banyak hikmah yang dapat ku ambil dari proses pemindahan rumah ini dan aku coba tempatkan diriku sebagai temanku tersebut. Proses umum pemindahan rumah dari Packing, Loading, Unloading and Unpacking.

Packing
Aku pikir pada umumnya, karena sudah terbiasa dengan rumah yang aku tempati, rasanya seisi ruangan rumah terlihat rapi atau indah. Walau pada kenyataannya sewaktu aku mulai mengepak barang-barang untuk dipindahkan (packing) barulah akan terlihat kotoran dan debu yang tertutup almari; yang tidak terlihat selama ini.

Aku pikir; kadang kala karena sudah terbiasa dengan pola hidup dan rutinitasku, aku sering tidak melihat 'kotoran' dan 'debu' yang ternyata masih menyelimuti hati dan pikiranku. Mungkin hati dan pikiranku juga butuh di'packing'.

Aku juga harus pintar-pintar memilih barang mana yang harus aku bawa dan mana yang harus aku tinggal untuk meringankan bebanku. Ya betul juga, aku harus pintar-pintar memilih hal mana yang harus tetap aku bawa dalam hatiku dan mana yang harus aku tinggalkan dalam menata masa depanku. Hmm harus pintar pintar.

Loading
Seperti orang-orang pada umumnya; tentu aku akan menyewa truk; lalu mencari sebanyak mungkin tenaga untuk membantuku mengangkut semua barang yang sudah aku pilih. Naik turun lift, dorong sana-sini. Intinya dibutuhkan kerjasama dalam mengangkat barang barang tersebut ke atas truk. Tak lupa tentu meminta si sopir membantu menata barang sehingga muat di truk.

Well, aku rasa aku juga perlu menata hatiku sehingga hal hal yang telah aku pilih dapat masuk dengan rapi. Tidak asal masuk trus keluar lagi. Masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Atau main sodok saja sempal sana sempal sini sehingga sewaktu aku membutuhkannya udah ngga inget lagi dimana. (Udah berapa banyak or berapa kali kita baca firman Tuhan, ada yang nyantol ngga dalam kehidupan sehari-hari??).

Aku juga tidak akan bisa berusaha sendiri dalam menata hati dan hidup melainkan aku butuh teman-temanku yang membantu dan tentunya Tuhan sebagai 'sopir' yang menata rapi.

Unloading and UnPacking
Sesampainya di tempat baru, beramai-ramai kami menurunkan barang-barang. Rumah baru yang bersih tiba-tiba jadi berantakan karena barang barang yang kami turunkan. Tapi setelah dirapikan satu persatu, well jadi rapi lagi.

Walau kadang banyak sekali masalah yang kita hadapi sampai kadang kita tidak tahu lagi bagaimana kita dapat menyelesaikan semua itu atau bahkan tidak tahu harus memulai dari mana. Tapi yang pasti, kalau kita bertekad melangkah. Walau hanya langkah kecil, setapak demi setapak semua akan selesai pada akhirnya. Sebab Tuhan pasti akan memberikan jalan keluar bagi setiap masalah - satu persatu sehingga semua rapi.

Barang barang yang berantakan mulai menjadi rapi, begitupula masalah dan kegalauan hati mulai menjadi rapi.

Keringat yang bercucuran, tenaga yang terkuras rasanya menjadi satu hal yang menjadi keharusan. Aku renungkan; bahwa setiap masalah pasti akan selesai kalau kita terus berusaha dan jangan mengeluh walau segala sesuatu kelihatan seperti tidak dapat aku atasi. Yang penting tetap berusaha selama aku masih bisa berusaha. Itu saja sudah cukup.

Oh ya terima kasih juga telah menyediakan waktu anda untuk berusaha membaca sharing saya.
Semoga menjadi berkat dan tetaplah berusaha selama kita masih bertenaga.

God Bless,
Kwang.

No comments: