Tuesday, August 22, 2006

Hemat vs Boros

*Renungan di masa lalu*

Singapore, 14 Januari 2002

"Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -- dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini." (2 Korintus 8:7)

Ibuku sering sekali mengingatkanku tentang hemat. Dari sejak aku kecil bahkan sampai sekarang ini. Setiap kali aku menelpon ke rumah, tak pernah sekalipun dia lupa mengingatkan aku untuk berhemat. Hemat dalam berbelanja atau belanja seperlunya. Hemat dalam waktu atau jangan menggunakan waktu untuk sesuatu yang tidak berguna. Hemat dalam tindakan dalam arti jangan melakukan sesuatu yang tidak berguna.

Tapi sering juga aku berpikir, hidup hanya sebentar buat apa kita berhemat. Nanti hasil jerih payahku sendiri tidak dapat aku nikmati. Sering pula aku katakan hemat hemat nanti sewaktu aku mati semua yang aku hematkan tidak dapat aku bawa.

Tapi aku sadar kalau itu hanya menunjukkan kematerialistisan diriku semata. Setiap mendengar kata hemat atau berhemat yang aku pikirkan hanyalah harta kekayaan materi.

Aku tak sadar kalau hemat juga bisa aku lakukan untuk banyak hal. Seperti hemat waktu, hemat bicara, hemat kerja, hemat berpikir, dan hemat lainnya.

Hemat waktu maksudnya kita berhemat atas waktu yang telah Tuhan berikan pada kita di dunia ini. Tidak menghabiskan waktu dengan melakukan sesuatu yang sia-sia atau bahkan menjauhkan diri dari Tuhan yang memberikan waktu pada kita. Ya seperti menonton televisi (sepakbola tepatnya kalau untuk saya) sampai berlarut larut dan lupa akan komitmen dan kewajiban kita untuk mengucap syukur atas waktu yang telah Tuhan beri.

Hemat bicara bukan berarti kita diam seribu bahasa. Bukan pula berarti kita cuek dengan sesama atau biar kelihatan "cool". Tapi hemat dalam berbicara yang sia-sia yang dapat menyakiti Tuhan atau sesama (sorry guys kalau gue bawel). Yang dapat berakibat merusak hubungan kita dengan teman bahkan saudara, yang berarti pula merusak hubungan kita dengan sosok Yesus yang dipancarkan dari mereka.

Hemat kerja bukan berarti kita berleha-leha saat melihat orang lain bersusah-susah. Melainkan kita berhemat dalam melakukan pekerjaan yang sia-sia pula. Yang sia-sia? Pekerjaan apa? Pekerjaan yang membuat diri kita lebih mementingkan diri kita sendiri dari pada orang disekeliling kita. Saat kita memilih untuk tidak melihat orang yang membutuhkan pertolongan di sekeliling kita dengan berbagai alasan yang kita buat agar kita tidak merasa bersalah. Ya, seperti perumpamaan orang samaria yang baik hati, yang lebih memilih membantu daripada berlalu, dia sudah berhemat kerja.

Hemat berpikir bukan berarti kita harus menjadi orang-orang intelek yang bodoh dan malas. Hemat berpikir berarti hemat dalam memikirkan yang tidak sehat, tetapi lebih memikirkan hal-hal yang membangun sesama dan kita bersama Tuhan. Hemat memikirkan gosip tetangga, hemat memikirkan mengapa si A ini begitu atau si B ini begini yang pada akhirnya hanya akan memperkeruh masalah. Hemat memikirkan kekwatiran akan sesuatu yang kita sendiri tidak tahu apakah itu benar atau tidak.

Kalau aku pikir-pikir lagi, ada tersirat maksud "boros" disana. Setelah berhemat akan hal hal diatas, sepertinya aku harus memboroskan diriku dengan melakukan segala sesuatu yang menjadi lawan dari hemat di atas.

"Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -- dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini." (2 Korintus 8:7)

Rasanya aku harus "memboroskan" diriku dengan membagi-bagikan waktuku untuk melayani sesamaku daripada melayani diriku sendiri. "Memboroskan" diriku dalam berbagi perkataan yang menguatkan saudaraku disaat mereka kesusahan. "Memboroskan" diriku untuk lebih menyediakan waktu untuk Tuhan dan temanku yang membutuhkan. Bukan hanya teman yang aku sukai tapi semua dari mereka yang aku kenal dan kasihi.

"Memboroskan" yang tentu saja tanpa melupakan sisi "hemat" yang tertulis diatas.

Hemat vs Boros, ah, sepertinya ibuku lebih mengerti apa yang baik untuk diriku. Jadi kangen sama ibu.

Cheers,
Kwang

"Kita adalah manusia Rohaniah (manusia ilahi) bukannya manusia duniawai yang melakukan hal-hal yang rohani"...

No comments: