Tuesday, August 22, 2006

Sepatu

*Renungan di masa lalu*

Singapore, 10 Oktober 2002

Ada kalanya aku berpikir bahwa manusia ini mirip seperti sebuah sepatu. Ya, mirip sebuah sepatu yang berkilap cemerlang sehabis disemir.

Sepatu yang habis disemir terlihat indah, sama seperti waktu manusia diciptakan oleh Allah, indah seturut rupa dan gambarNya serta juga berkat berkat karunia yang Tuhan berikan pada manusia.

Sepatu butuh disemir secara berkala kalau tidak rusak, sama seperti manusia yang perlu disayang secara nyata kalau tidak nanti bermasalah.

Sepatu butuh pasangannya agar menjadi lengkap dan berguna, sama seperti manusia butuh keluarga atau komunitas agar menjadi lengkap dalam kebutuhannya.

Sepatu butuh perhatian; jikalau kotor dibersihkan, kusam disemir, alasnya menipis disol atau diganti, sama seperti manusia butuh perhatian; jika lagi sedih dihibur, lagi bingung dibimbing, lagi lapar diberi makan.

Tetapi sama halnya seperti manusia

Sepatu tidak bisa berjalan sendiri tanpa tuannya, sama seperti manusia tidak bisa berjalan sendiri tanpa Tuhannya.

Sepatu yang mewah sekalipun akan hanyut atau bahkan tenggelam di laut jikalau tidak menempel pada kaki tuannya, sama seperti manusia juga akan "hanyut" atau bahkan "tenggelam" dalam dunia jikalau ia tidak "menempel" pada Tuhannya.

Ya, mirip sebenarnya.

Sepatu butuh tuannya agar benar benar berguna sebagai sepatu; apalah artinya sepatu mewah jikalau hanya dipajang saja dan tidak dapat digunakan oleh tuannya.

Sedang manusia butuh Tuhannya untuk bertumbuh dalam hidupnya; apalah artinya manusia yang penuh karunia jika hanya disimpan saja tanpa mengembangkan iman atau bakat dan karunia agar berguna bagi Tuhan dan orang disekitarnya.

Sepatu oh sepatu, kamu butuh tuanmu.
Manusia oh manusia, cepat cari Tuhanmu.

Tuhan memberkati,
Kwang

No comments: