Malaysia, 11 Agustus 2006
Tak lama setelah aku dan istriku sampai di rumah tadi malam; tiba-tiba istriku berkata kalau sungguh beruntung kita sudah mengenal Tuhan sehingga kita dapat belajar mengerti arti kasih yang sebenarnya.
Beberapa waktu sebelumnya, saat kami berkunjung ke rumah saudara seiman kami; salah satu topik yang mengundang pembicaraan kami adalah motto pemilik suatu rumah makan terkenal di indonesia; rumah makan ini sekarang juga ada di malaysia. Motto yang berbunyi "Banyak Istri Banyak Rejeki" yang terpampang di setiap rumah makan si empunya beserta gambar beliau dengan semua istri-istrinya. Motto yang baru pertama kali ini aku dengar or lihat saat berkunjung ke rumah makan beliau sendiri.
Mengelitik juga rasanya saat membaca motto beken milik si empunya rumah makan. Aku jadi ingat dengan banyak warga keturunan cina di kampungku dulu, "Banyak Anak Banyak Rejeki" katanya. Senada tapi dak seirama. Sang empunya rumah makan mungkin juga menganut motto yang sama tetapi lebih fokus pada pendampingnya; walau banyak istripun berarti banyak anak bukan?
Tapi, bukan ini yang ingin saya sharingkan. Bukan soal rejeki; ataupun soal poligami.
Aku berpikir; dimana letak kebenaran motto tersebut? Aku coba renungkan dan pikirkan; apa yang Yesus pikir tentang mottor tersebut?Apa pula yang seorang kristen pikirkan tentang hal tersebut? Aku dengar dari sharing temanku; banyak orang yang seakan memuja motto tersebut; bahkan banyak pula yang menentang motto tersebut.
Aku temukan kalau ini pasti bukan motto hidup seorang pengikut kristus walau kalau kita baca dalam kitab perjanjian lama banyak dari manusia di jaman itu hidup dengan lebih dari 1 istri. Yesus sendiri menjelaskan semua ini dalam kitab yang ditulis Matius. Matius 19: 6 berkata demikian, "Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu". Aku melihat satu hal yang lebih dalam di atas topik perceraian yang dibahas Yesus dengan murid-muridnya saat itu (Baca Matius 19: 1 - 12)
Bahwa mereka yang menikah telah disatukan oleh Allah menjadi satu! Ya, SATU! bukan dua, bukan tiga, bukan empat tetapi satu. Yesus juga menjelaskan mengapa pada jaman nabi Musa; manusia "diijinkan" untuk bercerai dan memiliki istri atau suami yang lain; semua itu dikatakan karena kedegilan hati mereka sendiri. Yesus bahkan menegaskan bahwa semua itu tidak benar adanya.
Aku coba berpikir dengan ilmu matematika-ku yang tak begini canggih. Kalau suami memilik satu istri adalah 1; kalau aku memilik istri 2 berarti setengah?. Kalau tiga berarti aku dibagi 3 istri (sepertiga); dari mana rejekinya? bukankah ini memecahkan KEPENUHAN rahmat dari Allah?
Jikalau Allah sendiri menetapkan bahwa suami dan istri adalah satu; bagaimana kita bisa memperoleh banyak rejeki kalau kita malah menentang apa yang telah ditetapkan Allah yang kuasa?
Aku dan istriku percaya kalau rejeki yang kami dapatkan adalah berasal dari Tuhan; ini diteguhkan dengan lantunan mazmur 111 yang berbunyi "DiberikanNya rejeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjianNya" (Maz 111:5)
Ya, diberikanNya rejeki kepada orang yang takut akan Dia; yang taat pada perintahNya bukan pada mereka yang taat akan perintah atau amanat diri sendiri.
Ah, tapi ini hanya pengertianku semata. Aku rasa aku tidak akan memperoleh banyak rejeki walau aku memiliki lebih dari satu istri. Malah tambah masalah rasanya.
Ya, benar jawabku atas komentar istriku itu. Sungguh beruntung kita telah mendapat rejeki untuk boleh mengenal Tuhan serta ajaran-ajaran kasihNya; walau kadang kita harus jatuh bangun dalam usaha kita untuk taat padaNya; kita tahu bahwa Tuhan menghendaki kita untuk menjadi satu. Itulah rejeki bagi kita sebagai anak-anakNya.
Sambil tersenyum aku berpikir, mungkin kalau aku punya rumah makan sendiri; aku buat gambar tulisan mottoku dengan ukuran yang lebih besar dari si empunya rumah makan terkenal tersebut.
Banyak Kasih Banyak Rejeki.
Ya, motto hidup kami bersama; walau senada dalam kata dengan motto si empunya rumah makan tapi tak seirama dalam arti dan penghayatan. Senada tak seirama.
Ef. 5:23karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Ef. 5:24Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Ef. 5:25Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
Ef. 5:28Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Tuhan memberkati,
Kwang
No comments:
Post a Comment